468x60 Ads



This is featured post 1 title

Ardin Andots : Cinta boleh gagal sekarang. tapi studi dan karirku harus super, karena sukses akan mengundang cinta yang lebih berkelas nanti


Bojonegoro Terpilih sebagai Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka Open Government Partnership

0 komentar

Bojonegoro Terpilih sebagai Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka Open Government Partnership
NFID DAN SEKRETARIAT OPEN GOVERNMENT INDONESIA
JAKARTA, 14 APRIL 2016
Jakarta, INFID – Kabupaten Bojonegoro terpilih mewakili Indonesia sebagai daerah percontohan pada ajang “Open Government Partnership (OGP) Subnational Government Pilot Program” atau Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka. Berita baik ini akan segera diumumkan resmi oleh Sekretariat OGP dalam waktu dekat. Kabupaten Bojonegoro bersama Kota Seoul (Korea Selatan) dan Kota Tbilisi (Georgia) adalah percontohan pemerintah daerah pertama di Asia, bersanding dengan 13 kota besar di dunia dari 45 kota yang mendaftar pada ajang ini.
Dua pemerintah daerah lain di Indonesia yang turut mendaftar antara lain Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Banda Aceh. Kedua pemerintah daerah sudah menyatakan kesiapan mereka dalam jejaring kerja OGP sebagai ajang bertukar pengalaman, pengetahuan, dan inovasi terkait pemerintah yang terbuka.
Proses selanjutnya, Kabupaten Bojonegoro bersama 14 daerah terpilih lainnya akan mendapatkan pendampingan dari Sekretariat OGP untuk menyusun sebuah Rencana Aksi Daerah (RAD). RAD ini akan berisikan sejumlah komitmen untuk memperkuat gerakan-gerakan keterbukaan pemerintah yang sudah ada. Penyusunan RAD akan dipimpin oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan melibatkan partisipasi aktif publik. Sebagai salah satu prasyaratnya, pemerintah daerah harus membuka proses pemantauan pencapaian RAD dengan masukan publik.
Direktur Aparatur Negara, Kementerian PPN/Bappenas sekaligus Koordinator Nasional Open Government Indonesia (OGI), Raden Siliwanti menyatakan, “Pemerintah pusat harus mampu menangkap, menghargai, dan membantu mengembangkan setiap inovasi kecil yang diprakarsai oleh rekan-rekan di daerah. Hanya dengan demikian kita mampu menebarkan benih keterbukaan ke lebih banyak daerah maupun instansi pemerintah pusat lainnya.” Lebih lanjut, Siliwanti menambahkan bahwa upaya ini juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas dalam Nawacita Presiden Joko Widodo yang mengamanatkan bahwa pemerintah harus selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, telah mengukuhkan kesiapan jajarannya sebagai percontohan bagi Pemerintah Daerah Terbuka OGP. Ia mengatakan, “Kami memastikan jajaran kami akan solid dalam menjamin keterbukaan dan partisipasi publik di pemerintahan daerah. Keterbukaan itu sangat penting artinya untuk menjaga kepercayaan publik pada pemkab. Dimana kepercayaan itu akan menentukan partisipasi publik dalam pembangunan”
Program Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka OGP ini adalah yang pertama kali dilakukan sejak kemitraan OGP terbentuk di bulan September 2011. Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung kemajuan keterbukaan pemerintah sesuai dengan aspirasi dan komitmen nyata sebagaimana dicanangkan oleh setiap negara anggotanya. OGP mendorong negara-negara anggotanya untuk mewujudkan transparansi, partisipasi publik, akuntabilitas dan inovasi dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahannya sebagai konsekuensi alamiah dari suatu negara demokrasi. Di Indonesia, OGP dikoordinasikan oleh Sekretariat Nasional Open Government Indonesia. OGP melihat momentum gerakan keterbukaan di tingkat pemerintah daerah perlu diberi dukungan ekstra untuk membantu menyebarluaskan semangat keterbukaan dalam skala yang lebih luas. Semangat keterbukaan ini diharapkan dapat turut mendorong Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak pemerintah di masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik mereka. Itulah yang menjadi latar belakang utama peluncuran program percontohan ini. Proses seleksi OGP Subnational Government Pilotini diikuti oleh lebih dari 40 pemerintah daerah dari 69 negara anggota OGP.

Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Sugeng Bahagijo, menyambut baik terpilihnya Bojonegoro sebagai pelopor pemerintah daerah terbuka. “Pemerintah daerah merupakan pilar dari Indonesia. Jika keterbukaan hanya berhenti pada pemerintah pusat, maka keterbukaan hanya bersifat parsial. Reformasi keterbukaan ini harus diikuti oleh setidaknya 400-500 pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia.”
Lebih lanjut Sugeng menambahkan, “Indonesia sebagai salah satu negara pendiri OGP sekaligus steering committee OGP perlu membuktikan bahwa keterbukaan tidak hanya memberikan manfaat bagi pemerintah dan media semata namun juga kepada seluruh warga negara di manapun. Karena itu partisipasi dan keterbukaan semua kota dan kabupaten di Indonesia adalah mandatory  bukan optional. Hal ini juga menjadi salah satu prinsip yang dibawa untuk pelaksanaan Agenda Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada Tujuan 16 tentang ‘keadilan, perdamaian, dan tata pemerintahan  yang akuntable’.”
INFID dan Kelompok Masyarakat Sipil lainnya seperti Yayasan TIFA, Transparency International Indonesia, Medialink, dan FITRA terus mendorong pemerintahan terbuka di semua lini.

sejarah kota Bojonegoro

0 komentar

sejarah kota Bojonegoro

Di waktu masa Maha Raja Balitung (th – 910 M) yang menguasai Jawa Tengah dan Jawa Timur daerah yang sekarang dikenal dengan nama Bojonegoro belumlah ada. Yang ada hanyalah hutan luas yang diimpit oleh pegunungan kapur di sebelah selatan dan utara yang dilewati sungai bengawan solo dan sungai brantas.

Hutan ini baru ditempati kira-kira tahun 1000 masehi oleh orang-orang Keratin Madang Kemulan. Awal mulanya hutan ini diberi nama alas tuo (hutan tua), namun setelah masyarakat imigran dari Jawa Tengah datang, mulailah banyak didirikan desa-desa di sekitar hutan. Diantaranya adalah Desa Gadung, Desa Dander dan sebagainya.
Para pendatang yang mendirikan desa-desa itu membuat masyarakat sendiri berdasarakan hubungan keluarga. Di tiap-tiap masyarakat tersebut terdapat kepala desa. Di antara kepala desa tersebut, ada yang bernama Ki Rahadi yang menguasai Dukuh Randu Gempol. Akibat masuknya kebudayaan hindu yang di terima Ki Rahadi, maka cara pemerintahan yang sedang ia pegang cenderung meniru cara pemerintahan hindu.
Kemudian nama Ki Raharadi di ubah menjadi Rakai Purnawakilan. Dukuh Randu Gempol diubah menjadi Kerajaan Hurandhu Purwo (sekarang tempatnya di Plesungan, Kapas). Beliau mengangkat dirinya sendiri menjadi raja yang mempunyai aliran Syiwa. Kerajaan diperluas dari Gunung Pegat hutan Babatan (sekarang Babat), sampai Purwosari Cepu dan Jatirogo (Tuban) sampai layaknya benteng pertahanan kerajaan. Pusat kerajaan berlokasi di daerah Kedaton (sekarang di daerah Kapas).

Jalan propinsi kota Bojonegoro antara lain ; Jl. Gajah Mada, Dipenogoro, Kartini, AKBP M. Sueroko sampai Jalan Jaksa Agung Suprapto. Jalan-jalan tersebut dulunya masih berupa sungai besar yang sekarang dinamakan Sungai Bengawan Solo yang waktu itu ramai sekali digunakan untuk perdagangan. Dulu, raja senang sekali berburu, dan saat ini tempat yang dulu sering digunakan sebagai tempat berburu raja berada di Desa Padang dan Sumberarum. Kerajaan Hurarandu Purwa musnah bersamaan dengan hilangnya raja rakai pikatan secara turun menurun.

Di awal abad 19, Indonesia berada dibawah kekuasaan pemerintahan Belanda. Di tahun 1824 ada 3 daerah di sekitar b\Bojonegoro yang belum ikut dalam pemerintahan Belanda yaitu daerah:

1. Kabupaten Mojoranu (dander) yang dipimpin oleh bupati R.T. Sosrodiningrat.
2. Kabupaten Padangan (desa pasinan) yang di pimpin oleh bupati R.T. Prawirogdo
3. Kabupaten Baurno (desa kauman) yang dipimpin oleh Bupati R.T. Honggrowikomo

Ketiga bupati di atas, berada di bawah pengawasan Bupati Madiun yang bernama R.T Ronggo yang mewakili Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Waktu itu nama Bojonegoro belum ada. Pemerintahan Belanda menginginkan ketiga kabupaten dijadikan satu dan dibentuk sebuah kabupaten baru yang ikut dalam wilayah pemerintahan Belanda. Untuk keperluan tersebut, akhirnya tiga bupati di atas diajak bermusyawarah di daerah Padangan. Hal ini terjadi pada tahun 1826. Akan tetapi ketidakhadiran Bupati Mojoranu yaitu R.T Sosrodinigrat yang sedang berpergian ke Desa Cabean di daerah Rejoso Nganjuk, dapat dijadikan alasan untuk mengurungkan niat penggabungan kabupaten tersebut.
Selama perginya Bupati Mojoranu, pemerintahan Kabupaten Mojoranu diserahkan kepada Pateh Demang R. Sumosirjo beserta putra-putrinya yaitu R.M Sosrodilogo, dan R.M Surratin yang waktu itu masih bertempat tinggal di daerah Nganjuk, dan masih belajar agama di daerah Ngithitik.

Keinginan Pemerintahan Belanda untuk menyatukan tiga daerah tersebut akhirnya gagal. Kemudian Pemerintah Belanda memasang rambu-rambu di wilayah Mojoranu, dan membuat sebuah daerah tandingan yang di beri nama Kabupten Rajekwesi, sekaligus membuat penjara. Pemerintahan Belanda mengangkat R.T Purwonegoro menjadi Bupati Rajekwesi yang waktu itu masih berstatus sebagai Bupati Probolinggo, namun hanya untuk semestara. Pusat kabupaten waktu itu berlokasi di daerah Ngumpak Dalem.

Karena pemerintahan R.T Purwonegoro di Rejekwesi tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Belanda, maka Belanda mengangkat R.T Joyonegoro, anak R.T Purwonegoro untuk menggantikan bapaknya. Di masa pemerintahan Belanda, Kapubaten Mojoranu dianggap tidak ada. Melihat kenyataan yang demikian, R.T Sosrodilogo akhirnya mengadakan hubungan dengan Pangeran Dipenogoro di Mataram.

Disuatu waktu R.T Joyonegoro malihat R.M Suratin, dan R.T Sosrodiningrat sebagai Bupati Mojoranu memakai kebesan kerajaan. Saat itu juga R.M Suratin ditangkap dan dijebloskan ke penjara Rajekwesi. Kejadian itu diketahui R.T Sorodilogo. Setelah berunding dengan Patih Demangan R. Sumodirojo dan Demang Kapoh, maka R.T Sosrodilogo meminta bantuan kepada Pengeran Dipenogoro dari mataram. Akhirnya dikirimlah bala bantuan sebanyak 40 orang.

Kejadian tersebut sengaja di buat hingga akhirnya terjadi peperangan kecil diantara Mojoranu dan Rajekwesi. Ke-40 orang dari Mataram kemudian ditawan dan Pateh Demangan R. Sumodirjo gugur dan dimakamkan di Desa Bendo (kapas). R.T Sosrodilogo juga dimasukan ke penjara dan dituduh sebagai pemberontak. Dipenjara Rajekwesi, R.T Sosrodilogo bertemu dengan adiknya R.M Suratin. Keduanya bekerjasama untuk mengadakan pemberontakan dengan perencanaan yang lebih matang dan rapi.

Akhirnya keduanya bisa lepas dari penjara dan peperangan dimulai kembali. Kabupaten Rajekwesi dikepung dari berbagai arah. Dalam peperangan ini Patih Somodikaran gugur dan dimakamkan di desa yang sekarang disebut Desa Sumodikaran (dander). Kekuatan Kerajaan Rajegwesi melemah. Pasukan Mojoranu terus maju dan mendesak pasukan rajekwesi. Pada akhirnya Rajekwesi pun hancur.

Pemerintahan Belanda mendirikan markas kecil dan pos-pos pertahanan di daerah yang masih mereka kuasai, diantaranya; Rembang Blora. Rajekwesi, Bancar, Jatirogo, Planturan, Babat, Kapas dll. Pasukan Belanda semakin meningkatkan pertahanannya untuk mengimbangi pemberontakan rakyat. Sementara itu pahlawan R.T Sosrodilogo di rajekwesi dan sekitarnya .
Kemenangan Sosrodilogo bersama pengikut merebut rajekwesi akhirnya menimbulkan semangat perlawanan terhadap belanda di daerah lain. Kota Baorno yang diduduki belanda yang berada di perbatasan Surabaya dan tuban meraka kewalahan dan terancam. Pasukan rakyat juga menguasai daerah selatan padangan. Diteruskan kemudian akanmenyerang kota ngawi. Bisa dikatakan diakhiri. Tahun 1827 di daerah rajekwesi di penuhi dengan pemberontakan dan peperangan.
Pahlawan rakyat melawan pemrenthan belnda si awali dari pecahnya oerang di penogoro di mataram pda tahun 1825. R.T Sosrodilogo yang memimpin pasukannya merebut rejekwesi sempat juga di jadikan perwira pasukan kraton Yogyakrata dan pangeran dipenogoro. Perlawanan rakyat juga dialami di kota blora dipimpin oleh Raden Ngabel Tortonoto yang akhirnya menguasai kota blora.

Akhirnya kota rajekwesi dibakar hangus oleh pasukan mojoranu R.T Sosrodilogo bersama pasukannya menguasai semua daerah sekitar kabupaten rejekwesi. Bupati rajekwesi R.T joyonegoro melarikan diri meminta ke bupati sedayu. Sebelum sampai kabupaten sedayu teryata R.T joyonegoro bertemu dengan bupati sedayu di bengawan solo yang sudah siap dengan bala tentaranya yang akan membantu R.T joyonegoro.
Kabupaten sedayu merupakan sekutu rajekwesi yang sama-sama mengakui kekuasaan pemerentahan belanda. Di pinggir daerah rajekwesi bupati sedayu bersama pasukanya mendirikan markas-marakas kecil sementara pasukan lainya diperentah untuk menyerbu kabupaten mojoranu. Sesampai di kabupaten mojoranu pasukan sedayu bertempur dengan pasukan mojoranu. Pasukan sedayu yang berasal dari orang-orang masura dan makasar akhirnya terdesak dan kembali ke markasanya.

Kota rajekwesi akhirnya diduduki oleh R.T Sosrodilogo salah satu kesalahan besar pasukan rakyat adalah setelah mengalami kemenangan dalam peperangan. Banyak dari pasukan itu mau bersenang-senang dahulu sebelum meneruskan peperangan selanjutnya. Hal ini di manfaatkan oleh belanda untuk mengumpulkan dan menata kekuatan kembali.

Bantuan dari belanda mengalir terus menerus ke rembang dan rejekwesi. Pasukan belandaa dari padangan akhirnya dikirim masuk ke kota rajekwesi pasukan rakyat semakin terdesak. mojoranu dapat dikalahkan R.T Sosrodilogo bersama pasukan yang tersisa melarikan diri.

Pada tanggal 26 januari 1828 belanda dapat memasuki kota rajekwesi. R.T Sorodilogo malarikan diri ke arah selatan planturan. Semangat pangikut R.T Sosrodilogo menjadi lemah. Pada tanggal 7 maret 1828 bisa dikatakan pahlawan rakyat di daerah rembang. Rajekwesi dan lain-lain dianggap rampung.
R.T Sosrodilogo bersama saudarannya yaitu raden bagus menjadi buronan oleh pihak belanda. Belanda mengadakan seyembara untuk menangkap kesua orang tersebut. Raden bagus akhirnya diserahkan kepada bupati setempat R.T Sosrodilogo melarikan diri ke jawa tengah dan bergabung dalam peperangan dipenogoro. Namun ahirnya pada tanggal 3 oktober 1828 R.T Sosrodilogo menyerah kepada belanda.

Setelah peperangan usai maka pemerentahan belanda mengundang R.T Sosorodilogo dan bupati sedayu menghadiri pesta besar-besaran (suka-suka bojono) untuk merayakan keberhasilan mengalahkan pasukan mojoranu. Saat itu pula pemerentah belanda mengangkat R.T Joyonegoro menjadi bupati bojonegoro. Nama kabupaten bojonegoro di ambil untuk menggantikan kerajaan rajekwesi yang sudah hancur. BOJO yang berarti bersenang-senang dalam perayaan tersebut. Sedangkan NEGORO berati Negara. Saat itu pemerentahan belanda dipimpin oleh H. Marcus De Kock dengan perangkat Letnan Gubernur Jendar (1826-1830).

R.T Joyonegoro Bupati Bojonegoro 1827-1844.

Berdasarkan cerita pusat kabupaten rejekwesi dulunya terletak di daerah Ngumpak Dalem, maka setelah peperangan dipindah ke daerah boghadung yang terletak di sebelah utara rajekwesi. Berdasarkan pertimbangan pada pejabat waktu itu. Tidak baik mendirikan Negara di lokasi yang sama dengan alas an rejekwesi pernah kalah dalam peperangan mojoranu. Desa Boghadung yang terletak sebelah utara bengawan solo masih ikut darah tuban waktu itu.

Di tahun 1828 bengawan solo sudah terpecah menjadi dua aliran. Desa Boghadung yang tedinya berada di sebelah utara bengawan. Setelah pindah di Boghadung ini kabupaten rajekwesi berubah menjadi nama Bojonegoro.
 Di sini di berkembang cerita bahwa kata BO dari bojonegoro diambil dari kata Boghadung yang akhirnya menjadi kata Bojonegoro. Ada pula cerita lain yang mengatkan bahwa bojonegoro berasal dari kata BOJON yang artinya SUGU atau tanah yang diberikan untuk Negara dari daerah Tuban. R.T Joyonegoro beserta keluarganya pindah ke bojonegoro dan pension menjadi bupati bojonegoro pada tahun 1844.

dan sekarang ini bupati bojonegoro yang peduli dan mau terjun langsung ke masyarakat desa dan mampu menunjukan perkembangan masyarakat-masyarakat desa dengan sangat pesat dan insyaallahtidah lagi GAPTEK adalah KANG YOTO

Biodata Suyoto ( kang yoto ) Bupati Bojonegoro

2 komentar

Biodata Suyoto ( kang yoto ) Bupati Bojonegoro
Kang Yoto (sapaan akrab Bupati Bojonegoro Suyoto) adalah salah satu putra asli Bojonegoro yang mampu meraih sukses diluar Bojonegoro. Beliau yang mempunyai sifat sederhana, akhirnya memilih untuk kembali ke Bojonegoro karena ingin membangun Bojonegoro yang lebih baik.

Berikut biodata beliau:


Nama : Drs. Suyoto M.Si (Kang Yoto)
Tempat Tanggal Lahir : Bojonegoro, 17 Februari 1965
Tempat Tinggal : Jalan Jawa Indah II/12 Darus Sa’adah Gresik
Status : Menikah, 1 Istri dan 3 Putra
Pekerjaan : Bupati Bojonegoro periode 2008-2013 dan 2013-2018 & Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik
HISTORY OF EDUCATION

  1. Sekolah Dasar,Bojonegoro,1977
  2. Madrasah Tsanawiyah At-Tanwir Talun, Bojonegoro,1981
  3. Madrasah Aliyah At-Tanwir Talun, Bojonegoro,1985
  4. S1, IAIN (Pendidikan Bahasa Arab)Malang,1989
  5. S2, PP Sosiologi UMM,1996
WORK HISTORY
  1. Dosen LB UMM, 1989
  2. Dosen Tetap di FAI UMM,1990
  3. Pengajar S2 di PPS UMM, 1997 hingga sekarang
  4. Pengajar S2 di PPS STAIN Malang,1999 hingga sekarang
  5. Konsultan Penyusunan Data Base Pesantren Se Jawa Timur, kerjasama PKSK dan Bappeda Jatim 1996.
  6. Tim Ahli Pengembangan Bahasa Arab STAIN, 1988 – Sekarang
  7. Konsulatan di Yayasan Pendidikan untuk Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya 2000 – Sekarang
  8. Ketua Tim penyusun Data Base Muhammadiyah Jatim, 2000.
  9. Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik tahun 2000 – 2004.
  10. Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Gresik tahun 2005 sd sekarang.
TITLE HISTORY
ACADEMIC
  1. Asisten Ahli, UMM, 1992
  2. Asisten Ahli Madya, UMM, 1995
  3. Lektor Muda, UMM, 1998, Kopertis, 1994
  4. Lektor Madya, UMM, 2000, Lektor (Kopertis) 1999
STRUCTURAL
  1. Ketua TPAI-M, UMM, 1989-1990
  2. Ketua PDKIM, UMM, 1990-1992
  3. Kepala Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK), 1992-1999
  4. Wakil Kepala Lemlit (Koordinator Pusat-Pusat Studi),1999 – sekarang
POSITION OUTSIDE CAMPUS

  1. Ketua Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, 1995-1998
  2. Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (Bidang pengembangan Pemikiran Agama dan Masyarakat) 1998-2002
  3. Ketua Dep Pemilu DPW PAN Jatim 1999-2000
  4. Sekretaris DPW PAN Jatim 2000-2005
  5. Ketua DPW PAN Jatim
  6. Ketua Fraksi PAN DPRD Jatim
SCIENTIFIC WORK
ACADEMIC
  1. Abd. Majid, Mufid, Suyoto, Tobroni, Moh. Nurhakim, Fathurrahman, Al-Islam I, 1990, Penerbit Pusat Dokumentasi Dan Kajian Universitas Muhammadiyah Malang.
  2. Suyoto, Tobroni, Moh. Nurhakim, Mufid dan Fathurrahman (Editor) Muhammadiyah, Sejarah, Pemikiran dan Amal Usaha, Penerbit Tiara Wacana Yogyakarta,1990
  3. Suyoto, Tobroni, Moh. Nurhakim, Dimjati Akhiyah, Al Islam II, Penerbit Pusat Dokumentasi Dan Kajian UMM, 1991.
  4. Imam Suprayogo dan Suyoto, Mengagamakan Peserta didik PDKIM UMM (publikasi terbatas), 1992.
  5. Suyoto (Abu Ashfa) dan Agus Purwadi, Andai Tuhan Komersil, Penerbit Aditya Media Yogya, 1993.
  6. Suyoto dkk (Editor), Postmo dan Masa Depan Peradaban, Penerbit Aditya Media Yogya, 1995
  7. Kontributor Untuk Buku : Agama Dan Pembangunan, Penerbit Pusat Kajian Strategis dan Kebijaksanaan (PKSK) 1998.
  8. Kontributor Buku : Islam Dan Problem Gender, Agus Purwadi (Editor), 2000.
  9. Pola Gerak Muhammadiyah Ranting : Ketegangan Antara Purifikasi Dan Dinamisasi, 2005.
  10. Melati di Taman Bangsa, A. Basuki Babussalam & Sufyanto (Editor) 2002.
NO ACADEMIC
  1. Posisi Akal Dalam Muhammadiyah, Jurnal Elpam, 1997.
  2. luralitas Dalam Muhammadiyah, Jurnal Elpam, 1998
  3. Insan Kamil : profil Ideal Kader, Jurnal Elpam, 1998.
  4. Fiqih Sosial, Jurnal Ulumudin, Edisi I, 1997.
  5. Human Teo Ekologis dalam lingkungan hidup, Jurnal Ulumudin, Edisi II, 1999
  6. Insan Kamil ; Landasan Filosofis Tujuan Pendidikan, Jurnal Ulumudin, 2000.
  7. Agama Sebagai Jalan Demokratisasi, Jurnal Bestari.
RESEARCH WORKS
  1. Agama Dan Prilaku Organisasi, Tesis, 1996
  2. Konsep Keluarga Dalam Al Qur’an, 1999
  3. Etika Publik (Akhlaq Sosial) Dalam Al Qur’an, 2000.
  4. Pola Gerak Muhammadiyah Ranting : Ketegangan Antara Purifikasi dan Dinamisasi, 2005.
  5. Melati di Taman Bangsa, A. Basuki Babussalam & Sufyanto (editor), 2002.
ACTIVITIES IN THE SEMINAR / DISCUSSION
  1. Pembicara dalm Munas Tarjif Muhammadiyah XXIV, (2000) Makalah Strategi Gerakan Pemikiran Islam (Tajdid) Muhammadiyah : Pilihan Diantara Stabilitas dan Perubahan, Malang.
  2. Pembahas Dalam Saresehan Pandangan Muhammadiyah Tentang Kepemimpinan Wanita Dalam Politik, PSIK, 1999.
  3. Pembahas Dalam Bedah Buku Nasional, KAMMI, 16 Juli 2000.
  4. Pembicara Dalam Lokakarya Kepemimpinan Kader Dakwah Kampus Se Jawa, di Bandung, 13 November 1999.
  5. Penatar Pembelajar Bahasa Arab Untuk Dosen Dan Pimpinan PTAIN/PTAIS se Indonesia, di STAIN Malang untuk beberapa angkatan, 1999-2000.
  6. Pembicara Seminar Sehari Seks Dan Problematika Perspektif Agama, Akper Ponorogo, 1999.
  7. Pembicara Pada Senior Course IV, IMM, Strategi Perjuangan Umat Islam Pasca Pemilu, 1999.
  8. Pembicara Pada Rapat Dinas Kepala Sekolah SD/MI/MTS/MA/SLTP dan SLTU Muhammadiyah se Jatim tiga angkatan, 3 Nopember 1999. 1 Desember 1999 dan Februari 2000, tentang Peningkatan Kekhasan program Pendidikan Muhammadiyah.
  9. Tim Perumus Manhaj Pengembangan Pemikiran dan Tarjih Muhammadiyah Munas XXV, Jakarta, Juli 2000.
  10. Tanggal 22-23, kang Suyoto diundang oleh Gubernur Provinsi Compostela Valley, Philipina (Mr Arturo T), untuk berbicara (sebagai key note speaker dan narasumber) dalam forum seminar transparansi pengelolaan pertambangan untuk pembangunan berkelanjutan.
  11. Pembicara seminar internasional Penggunaan Dana Hasil Tambang untuk Mengurangi Kemiskinan, di undang oleh Ford Foundation yang dihadiri lebih dari 30 negara  tanggal 25 dan 26 Agustus 2013
  12. Key note speaker di Global Forum dengan tema Transformasi Global dari Ego sistem ke Eco Sistem yang diadakan Presencing Institut, MIT Economic Sloan Faculty di Boston Amerika tanggal 11 – 12 Februari 2014 tepatnya di kampus MIT Cambridge Boston USA

Cara Kerja Motor 4 tak

0 komentar

Cara Kerja Motor 4 tak

1)Langkah hisap
Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Piston bergerak ke bawah dan menghisap campuran bahan bakar dan udara masuk ke dalam ruang bakar.

2)Langkah kompresi
Katup hisap dan katup buang keduanya tertutup. Piston bergerak ke atas dan menekan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.

3)Langkah usaha
Kedua katup masih tertutup. Campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi dinyalakan oleh busi. Piston bergerak cepat ke bawah akibat dorongan hasil pembakaran

4)Langkah buang
Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka. Piston bergerak ke atas dan mendorong gas sisa pembakaran keluar ruang bakar

Menguak Silsilah Keluarga Son Goku Dragon Ball

0 komentar

Menguak Silsilah Keluarga Son Goku Dragon Ball

Kamu pasti sudah mengenal “Dragon Ball”. Kalau sudah tahu “Dragon Ball”, pasti sudah tahu siapa tokoh utamanya. Dia adalah Son Goku. Diceritakan dalam serialnya kalau Son Goku bukanlah penduduk bumi, melainkan penduduk planet lain, yaitu bangsa Saiya, dan bernama asli Kakarot. dihimpun jadiBerita dari berbagai sumber, berikut ini akan dibahas mengenai silsilah keluarga Son Goku, yang mungkin belum kamu ketahui.

1. BARDOCK

Bardock (Dragonball Wikia)
Bardock (Dragonball Wikia)
Bardock adalah ayah dari Son Goku dan merupakan petarung bangsa Saiya kelas rendah. Dia memiliki fisik yang sangat mirip dengan Son Goku. Kisah mengenai dirinya ada di dalam TV Special “Dragon Ball Z: Bardock – The Father of Goku”. Diceritakan saat itu entah bagaimana terjadinya dirinya bersama pasukannya sedang bertarung dengan pasukan Frieza, dan sayangnya harus berakhir dengan kematiannya.

2. GINE

Gine dan Bardock (Cinepremier)
Gine dan Bardock (Cinepremier)
Gine adalah ibu dari Son Goku. Sama seperti Bardock, Gine juga merupakan bangsa Saiya kelas rendah. Setelah beberapa kali diselamatkan oleh Bardock di medan perang mereka mulai mengembangkan perasaan satu sama lain. Dirinya muncul dalam komik khusus karangan Akira Toriyama berjudul “Jaco the Galactic Patrolman“.

3. RADITZ

Raditz (Dragonball Wikia)
Raditz (Dragonball Wikia)
Raditz adalah anak pertama Bardock dan Gine, yang artinya merupakan kakak dari Son Goku. Dirinya memiliki kepribadian brutal, dan bisa dilihat dari kelakuannya saat menculik anak Son Goku dalam episode awal “Dragon Ball Z”. Dirinya kemudian tewas setelah terkena jurus dari Picollo dibantu Son Goku.

4. SON GOHAN

Son Gohan (Wikipedia)
Son Gohan (Wikipedia)
Son Gohan adalah anak pertama Son Goku, dan namanya diambil dari nama kakek yang mengasuh Son Goku setelah tiba di bumi. Sebelum menjadi kuat, Son Gohan dikenal cengeng, dan kemudian dilatih oleh Picollo untuk bisa menjadi kuat. Bisa dibilang dialah tokoh utama kedua setelah Son Goku tewas akibat melawan Cell.

5. SON GOTEN

Son Goten (Dragonball Wikia)
Son Goten (Dragonball Wikia)
Son Goten adalah anak kedua Son Goku, dan adik dari Son Gohan. Fisik Son Goten sangat mirip dengan Son Goku. Dia juga sama kuatnya seperti kakaknya. Dia berteman dengan anak dari Vegeta, Trunks.

6. PAN

Pan (Giantbomb)
Pan (Giantbomb)
Pan adalah anak dari Son Gohan, sekaligus cucu dari Son Goku. Dirinya sempat muncul di episode akhir “Dragon Ball Z” dan muncul kembali sebagai salah satu tokoh utama di “Dragon Ball GT”. Meski tubuhnya kecil, kekuatannya tidak boleh diremehkan.

7. SON GOKU JR.

Son Goku Jr (Dragonball Wikia)
Son Goku Jr (Dragonball Wikia)
Hubungan Son Goku Jr. dengan Son Goku masih belum jelas. Ada yang bilang dia cicit dari Goku, ada juga yang bilang dia cucu dari Pan, yang menjadikan Son Goku Jr. lebih dari cicit Son Goku. Dirinya muncul dalam episode akhir “Dragon Ball GT” dan juga movie “Dragon Ball GT: A Hero’s Legacy”. Diceritakan saat itu Son Goku sudah tiada, dan dirinya berdoa ke makam Son Goku bersama Pan yang sudah menua.

8. CHI CHI

Chi Chi (YouTube)
Chi Chi (YouTube)
Chi Chi adalah istri dari Son Goku. Son Goku sendiri seperti terpaksa menikahinya karena janjinya semasa kecil yang tidak sengaja dia buat. Saat kecil, Chi Chi meminta Goku untuk menikahinya kalau sudah dewasa nanti, dan Goku menyetujuinya karena menyangka menikah itu adalah makanan.

9. VIDEL

Videl (The kennel)
Videl (The kennel)
Videl adalah istri dari Son Gohan, dan menanti Son Goku. Son Gohan bertemu Videl saat bersekolah di SMA. Sering bertemu bahkan sering latihan bersama, menumbuhkan perasaan di antara mereka berdua. (tom)